loader
Catatan Perjalanan

Pindahan, Oleh-Oleh, dan Ayam Betutu Part 2

Selesai dari ayam betutu, kami pun lanjut keliling. Sempat mampir sebentar ke Joger karena penasaran, tapi pas sampe sana ternyata ngga ada barang yang menarik untuk dibeli. Kami pun melanjutkan perjalanan. Akhirnya kami mampir ke Pantai Kuta. Saat itu sekitar jam 14.00 wita dan panasnya ampun deh. Berhubung panas dan silau serta kacamata item cuma satu dan buat rebutan, suami pun beli kacamata di Kuta. Sebelum beli sempat merhatiin penjualnya nawarin ke orang bule yang mau beli. Dia bilangnya “four hundred for two”. Wow! Masa kacamata di kaki lima sampai semahal itu? Pas kita yang mau beli ternyata ditawarin hanya 75 ribu dan kami berhasil beli seharga 40 ribu. Dari situ kami tau kalo harga buat turis lokal dan mancanegara dibedakan.


Di Pantai Kuta ngga banyak aktivitas yang kami lakukan. Pantainya cukup rame sama bule berjemur dan saat itu masih panas. Kami pun cuma beberapa kali foto-foto. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan. Niatnya mau ke Pantai Padma tapi ternyata ditutup karena ada Beach Festival, jadilah kami lanjut ke Pantai Seminyak aja. Untungnya pas sampai Pantai Seminyak udah cukup teduh, ngga sepanas di Kuta. Selain itu, pantainya juga ngga serame Kuta walaupun tetep banyak bule berjemur. Kami pun seperti biasa foto-foto disana dan tadinya niatnya sekalian liat sunset. Tapi sayangnya sore itu mataharinya tertutup awan jadilah akhirnya kita memutuskan buat pulang ke hotel dan mandi.


Malemnya kami memang ngga ada rencana kemana dan mau makan apa. Akhirnya kami menikmati makanan bekal kami, apalagi kalo bukan mi instan. Ini sekaligus jadi kesempatan langka ibu hamil makan mie instan cup, hihi. Mumpung, kalo ngga di Bali pasti ngga boleh. Kami pun minta air panas ke hotel. Oya disini air panas kena charge 8 ribu. Selesai makan mie instan, suami ada janji ketemu sama temennya yang kasih fasilitas penginapan selama kami di Bali. Akhirnya kami ketemu dan ngobrol lama di sebuah kedai surabi di Jalan Raya Kuta. Oya ternyata di tempat kita ngobrol, selain surabi ada tempat makan lain seperti pizza, sate, kedai kopi, atau pecel lele yang rame dikunjungi orang. Sepertinya bisa menjadi tempat alternatif makan dalam kebbingungan mencari makanan halal di Bali. Selesai ngobrol dari kedai surabi kami pun pulang ke hotel dan me-recharge tenaga buat perjalanan panjang esok harinya. Kemana lagi? Ke tempat syuting Eat, Pray, n Love. Ubud lebih tepatnya…